Minggu, 09 Desember 2012

Ketrampilan Berbahasa




PENDAHULUAN

1)     LATAR BELAKANG

Berbahasa merupakan salah satu simbolisasi manusia kepada satu sama lainnya, dari sebuah bahasa maka kita akan mengetahui Ras dan Bangsa Orang tersebut. Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam Berbahasa, antara lain yaitu Membaca Cepat, Menyimak, Berbicara, Dan Menulis.
Membaca Cepat merupakan ragam kegiatan membaca dalam hati yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara benar menurut garis besarnya saja. Membaca cepat ini dilakukan untuk memilih unsur-unsur tertentu dalam sebuah teks. Pada kegiatan membaca cepat, pandangan mata langsung meluncur dan menyapu halaman-halaman teks.
Dalam bidang pengajaran bahasa Jepang, pelajaran atau matakuliah menyimak sering disebut chookai. Di dalam keterampilan berbahasa, chookai memiliki kesamaan dengan dokkai (membaca) dimana kedua-duanya bersifat reseptif atau bersifat menerima informasi dari suatu sumber. Selain memiliki persamaan, di antaranya juga terdapat perbedaan dimana chookai menerima informasi dari suatu sumber secara lisan dari kegiatan berbicara sedangkan dokkai menerima informasi dari suatu sumber tulisan dari kegiatan menulis. (Toshiko, 1996 : 171-172).
menyampaikan pikiran secara efektif maka seyogyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasikanya terhadap (para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan (Tarigan 1991:15).
Pembelajar berpraktik menulis, mereka tidak mempelajari bagaimana cara menulis yang baik. Temuan penelitian mengenai menulis menyebabkan bergesernya penekanan pembelajaran menulis dari hasil (tulisan) ke proses menulis yang terlibat dalam menghasilkan tulisan. Peran pengajar dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan para pembelajar, tetapi juga membimbing pembelajar dalam proses menulis (Tompkins, 1990: 69).

2)     PERUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini kami mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain :

a.    Faktor permasalahan dalam membaca cepat
b.   Pengertian menyimak dari pendapat beberapa ahli
c.    Solusi dalam hambatan berbicara
d.   Beberapa permasalahan dalam berbicara

3)     TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah menyimak. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

a.    Agar lebih mengetahui tentang bagaimana cara membaca cepat
b.   Untuk mengetahui pengetian menyimak dari pendapat beberapa ahli.
c.    Memperjelas maksud permasalahan dan solusi dalam berbicara
d.   Pembaca bisa mengambil pelajaran dalam hal menulis

4)     MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkarya wawasan pembaca tentang “Hakikat Berbahasa”. Manfaat dari makalah ini yaitu kita dapat mengetahui dan memahami “Hakikat Berbahasa”. Manfaat bagi pembaca yaitu pembaca dapat mengerti lebih jauh tentang konsep atau pengetahuan  Berbahasa.


PEMBAHASAN

1.      TEKNIK MEMBACA CEPAT

Salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi adalah membaca. Kemahiran membaca mencakup dua aspek, yaitu aspek mekanik dan aspek pemahaman. Aspek mekanik atau visual berkaitan dengan kemahiran pembaca dalam menggerakkan mata pada waktu membaca. Mata dalam membaca dapat digerakkan secara lamban atau cepat dan dengan pola membaca tertentu. Aspek pemahaman berhubungan dengan kemahiran pembaca dalam menangkap isi bacaan yang dibaca. Kemahiran mekanik berkaitan dengan indra mata, sedangkan kemahiran pemahaman berkaitan dengan otak pembaca (Haryadi, 2007, hlm. 4-5)

A.    Faktor Permasalahan Dalam Membaca Cepat

1)     Membaca kata demi kata

Seorang pembaca yang baik tentu tidak akan membaca kata demi kata.

2)     Membaca dengan bersuara

Membaca termasuk proses berpikir bagi seseorang sehingga lebih jauh melampaui kecepatan orang dalam berbicara. Oleh karena itu, jika seseorang membaca dan diikuti dengan bersuara, tentu kecepatan membaca menjadi terhambat.



3)     Membaca dengan bantuan alat tertentu (ujung jari, ujung pensil).

Untuk menelusuri baris-baris bacaan. Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, atau di tengah-tengah kalimat.

4)     Menggerakkan kaki atau anggota tubuh lainnya.
5)     Kebiasaan mengulang bacaan yang telah dibaca.

B.     Berikut Solusi Permasalahan Dalam Membaca Cepat

Untuk mengatasi beberapa kebiasaan yang dapat menghambat kecepatan dalam membaca, diperlukan upaya untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca. Berikut ini hal-hal yang dapat kamu pelajari.

1)     Mengetahui beberapa variasi kecepatan membaca sesuai tujuannya.
2)     Mengetahui dan menerapkan metode dan teknik kecepatan membaca.
3)     Mengetahui faktor yang dapat menghambat kecepatan membaca.
4)     Mampu mengukur tingkat pemahaman terhadap bacaan.

2.      TEKNIK MENYIMAK

Menyimak ialah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian atau pemahaman apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh sipembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Anderson 1972 / Tarigan 1986).
Menyimak bermakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russell 1959).

A.    Faktor Permasalahan Dalam Menyimak

1.      Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak. Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedang melakukan kegiatan menyimak.

2.      Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan. (Tarigan, 1987:103). Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakan suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar motivasi mereka untuk menyimak dengan tekun.
3.      Faktor Pengalaman

Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak. Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalam bidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang dan bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa tidak akan “mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.

4.      Faktor Sikap

Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding dengan yang kurang atau tidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan.

B.     Solusi Permasalahan Dalam Menyimak

1.      Kemampuan menyimak meningkat melalui interaksi tatap muka.

Melalui interaksi dalam bahasa Indonesia, pembelajar memiliki kesempatan untuk mendapatkan masukan bahasa yang baru dan kesempatan untuk mengecek kemampuan menyimaknya sendiri. Interaksi tatap muka menyediakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan memaknai bahan simakan.
2.      Kemampuan menyimak meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna dan upaya mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran.

3.      Kemampuan menyimak meningkat melalui kegiatan pemahaman.

Dengan memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan khusus menyimak, para pembelajar memiliki kesempatan untuk menilai dan merevisi apa yang telah mereka capai.

4.      Kemampuan menyimak meningkat melalui perhatian terhadap kecermatan dan analisis bentuk.

Dengan belajar memahami bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat pada saat melakukan aktivitas yang berorientasi pada makna, para pembelajar dapat memperoleh kemajuan. Dengan belajar mendengarkan bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat, mereka memperoleh keyakinan dalam memahami bahan simakan (Rost, 1991: 7).

3.      TEKNIK BERBICARA

Keterampilan berbicara sangat penting dimiliki seseorang agar tidak terjadi kesalah pahaman antara penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Bentuk komunikasi lisan ini paling banyak digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari, karena bentuk komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien dan efektif (Yuniawan 2002:1). Dengan keterampilan berbicaralah pertama-tama kita memenuhi kebutuhan untuk berkomunikasi dengan lingkungan tempat kita berada (Syafi’ie 2003:33).

A.    Faktor Permasalahan Dalam Berbicara

1.      Ketepatan Ucapan.
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Hal ini akan mengganggu keefektivan berbicara. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, kurang menarik, atau setidaknya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa dianggap cacat kalau menyimpang terlalu jauh dari ragam lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi atau pemakainya (pembicara) dianggap aneh.

2.      Penempatan Tekanan.

Nada, Sendi, dan Durasi yang Sesuai, kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik.

3.      Pilihan Kata (Diksi).

Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham kalau kata-kata yang digunakan sudah dikenal pendengar. Dalam setiap pembicaraan pemakaian kata-kata populer tentu akan lebih efektif daripada kata-kata yang muluk-muluk dan kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Kata-kata yang belum dikenal memang mengakibatkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi. Hendaknya pembicara menyadari siapa pendengarnya, apa pokok pembicaraannya, dan menyesuaikan pilihan katanya dengan pokok pembicaraan dan pendengarnya. Pendengar akan lebih tertarik dan senang mendengarkan kalau pembicara berbicara dengan jelas dalam bahasa yang dikuasainya.

B.     Solusi Permasalahan Dalam Berbicara

1.      Sikap yang Wajar, Tenang dan Tidak Kaku.

Pembicaraan yang tidak tenang, lesu dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi. Penguasaan materi yang baik setidaknya akan menghilangkan kegugupan. Namun, sikap ini memerlukan latihan. Kalau sudah terbiasa, lama-kelamaan rasa gugup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar.

2.      Pandangan Harus Diarahkan Kepada Lawan Bicara.

Pandangan pembicara hendaknya diarahkan kepada semua pendengar. Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan. Banyak pembicara ketika berbicara tidak memperhatikan pendengar, tetapi melihat ke atas, ke samping atau menunduk. Akibatnya, perhatian pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan supaya pendengar merasa terlibat dan diperhatikan.

3.      Kelancaran Berbicara.

Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Seringkali pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang mengganggu penangkapan pendengar, misalnya menyelipkan bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya. Sebaliknya, pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraannya.

4.      Penguasaan Topik.

Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.

4.      TEKNIK MENULIS

Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat. (McCrimmon, 1967: 122).


A.    Faktor Permasalahan Dalam Menulis

1.      penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya.

2.      penguasaan isi karangansesuai dengan topik yang akan ditulis.

3.      penguasaan tentang jenis-jenis tulisan.

yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

B.     Solusi Permasalahan Dalam Menulis

1.      Perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulisan tampak pada fungsi dan karakteristik yang dimiliki oleh keduanya. Namun demikian, yang patut diperhatikan adalah keduanya harus memiliki fungsi komunikasi.


2.      Dari Sudut Pandang

Inilah dapat diketahui sejauh mana hubungan antara bahasa lisan dan bahasa tulis, sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan komunikasi.

3.      Struktur generik wacana dari masing-masing jenis karangan (tulisan) tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hanya saja pada jenis karangan narasi menunjukkan struktur yang lengkap, yang meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi. Hal ini menjadi ciri khas jenis karangan/tulisan ini.

4.      Untuk menambah wawasan tentang keterampilan menulis.

Setiap penulis perlu mengetahui penulis yang terampil dan penulis yang tidak terampil. Tujuannya adalah agar dapat mengikuti jalan pikiran (penalaran) dari keduanya. Kita dapat mengetahui kesulitan yang dialami penulis yang tidak terampil (baca: pemula, awal). Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah ia kurang mampu mengantisipasi masalah yang ada pada pembaca. Adapun penulis terampil, ia mampu mengatakan masalah tersebut atau masalah lainnya, yaitu masalah yang berkenaan dengan proses menulis itu sendiri.






PENUTUP

1.      KESIMPULAN

Sebagaimana mestinya kita ketahui bahwa dalam pembelajaran berbahasa, memiliki berbagai macam teknik. Dalam teknik berbahasa juga terdapat beberapa faktor permasalahan serta solusi mengatasi permasalahan dalam berbahasa. Untuk itu penulis membuatkan makalah ini untuk sebuah pengetahuan bagi para pembaca, agar mengetahui teknik-teknik dalam berbahasa.

2.      SARAN

Jadikanlah makalah ini sebagai pembelajaran bagi para mahasiswa untuk lebih kreatif khususnya bagi penulis sendiri, serta untuk meningkatkan pembelajaran dalam hal berbahasa.


DAFTAR PUSTAKA

Elly, 2011 Http:// maselly2000.wordpress.com/ Bhs-Indonesia vii/bab-iii/ Membaca - Cepat - 200 - Kata - Per - Menit/. Html
Di Unduh Minggu 14/10/2012 Pukul 17:45 WIB

Entri, 2010 Http://kleang.blogspot.no/2010/02/ Pengertian – Definisi – Dan - Fungsi. Html
Minggu 14/10/2012 Pukul 20:51 WIB

Khamdi, Atiq, 2010 Http:// www.scribd.com/doc/45668846/ Makalah -Keterampilan - Menulis. Html
Senin 15/10/2012 Pukul 07:10 WIB

Mye Tha, 2012 Http:// Myyeethaa.Blogspot.no/2012/03/ Laporan – hasil –Suasana – Menyimak - Defensif. Html
Minggu 14/10/2012 Pukul 16:55 WIB

Sukasmo, 2012 Http:// Guraru.org/news/2012/09/16/1478/ Pembelajaran -Keterampilan - berbicara. Html
Minggu 14/10/2012
Pukul 21:00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar