PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ikhlas adalah buah dan Intisari dari Iman. Seseorang
tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak Ikhlas. “Rasulullah SAW
besabda, “Ikhlaslah dalam beragama: cukup bagimu amal yang sedikit.”
Orang yang ikhlas itu digolongkan menjadi tiga
golongan. Yaitu Ikhlasnya orang Mubtadi adalah orang yang ikhlas karena takut
mendapat Adzab dari Allah. Ke dua, Ikhlasnya orang Mutawasitoh. Yaitu orang
yang semata-mata takut kepada Allah dan bukan karena yang lain. Yang ketiga
adalah Ikhlasnya orang muntahji orang yang tidak mengharap sesuatu apapun
kepada Allah SWT.
Ikhlas dan kebenaran adalah satu paket. Tidak bisa
disebut “Ikhlas” kalau suatu aktivitas tersebut memang tidak benar secara
Syariat, alias melanggar aturan Agama. Kata Ikhlas berasal dari Bahasa Arab
yang secara Istilah berarti “murni karena Allah SWT.” Ini berarti kata Ikhlas
merupakan istilah yang bersumber dari ajaran Agama Islam.
Keikhlasan seseorang tidak akan dapat tercapai jika
terkumpul dua sifat. Senang akan pujian dan sanjungan dari Manusia (Riya), mengharapkan
balasan dari orang lain. Kita bisa mencapai Sifat Keikhlasan dengan Mujahadah
(bersungguh-sungguh berlatih. Melatih diri kita) dari Nafsu yang selalu
memerintahkan diri kita pada keburukan.
Diantara tanda-tanda Keikhlasan adalah tunduk pada
kebenaran dan menerima nasihat sekalipun dari orang yang lebih rendah tingkat
Ilmunya. Selanjutnya tanda Ikhlas adalah tidak cepat member Fatwa dan
memutuskan suatu hukum. Oleh karena itu para ulama salaf menjaga untuk tidak
gegabah member fatwa, bahkan berangan-angan dirinya tidak ditanya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang kami ambil dalam makalah,
antara lain:
1. Apa
pengertian dari Ikhlas?
2. Berapakah
orang yang termasuk digolongkan atau dikatagorikan menjadi ahli Ikhlas?
3. Berasal
dari manakah kata Ikhas?
4. Bagaimana
cara mencapai suatu keikhlasan?
5. Apa
saja tanda orang-orang yang melakukan perbuatan dengan Ikhlas?
C.
Tujuan
Makalah
Dari
rumusan masalah yang telah disebutkan, ada beberapa tujuan dari masalah atau
pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
memahami arti dari kata Ikhlas.
2. Mengetahui
golongan orang-orang yang dikatagorikan orang yang Ahli mengamalkan Ikhlas.
3. Mengetahui
asal kata dari Ikhlas.
4. Mengatahui
cara pencapaian dalam Ikhlas.
5. Mengetahui
tanda-tanda orang yang melakukan perbuatan Ikhlas.
LANDASAN TEORI
A.
Teori
Ikhlas
Istilah Ikhlas bagi kita sudah
biasa kita dengarkan. Namun arti dan maknanya kebanyakan dari kita tidak
mengetahui. Apalagi mengim- plementasiakan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.
Uztad Quraisihab, belaiu memberikan penjelasan tentang arti dan makna Ikhlas,
sebagai berikut:
“Ikhlas adalah mengeluarkan
sesuatu dari dirinya, yang lain dan bukan esensi dari dirinya”
Maksudnya adalah ketika kita mampu
melepaskan segala sesuatu (yang berhubungan denga nafsu) dri dalam hati yang
paling dalam untuk di Ikhlaskan kepada Tuhan. Setelah segala sesuatu itu kita
pahami sepenuhnya didalam Hati. Kemudian kita selami Hati kita, apakah masih
ada belenggu yang bersemayam dihati kita atau sudah suci. (Erbe Sentanu: 2007).
Ketika kita sudah bisa memahami
arti dan makna Ikhlas, sudah tentu tugas selanjutnya adalah menerapkan Ikhlas
itu dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika beribadah kepada Tuhan, maupun
melakukan Sosialisai kepada sesame.
Ketika kita jauh dari ikhlas, maka
hati kita akan penuh dengan Rasa Dendam, Ragu, Kecewa, Sesak, atau yang lebih
dikenal dengan istilah “Sakit Hati”, ketika kita Berinteraksi dengan Orang
lain. Namun sesungguhnya bila kita menghadapi masalah, sebenarnya masalah itu
ada pada diri kita sendiri. Sesungguhnya bila kita berfikir bahwa pangkal
permasalahan itu ada di luar kita, maka yang menjadi masalah sebenarnya adalah
pikiran itu sendiri.
Maksudnya adalah semua berpangkal
pada diri kita sendiri, mampukah kita Berinteraksi dngan Masyarakat dengan
Kehidupan beragam. Yang mampu menyelesaikan masalah itu adalah kita sendiri.
Tuhan dalam Al-Qur’an telah menjelaskan berkali-kali, bahwa manusia diciptakan
dengan sempurna, maka pasti mampu menghadapi dan mnyelessaikan permasalahan
yang dihadapinya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ikhlas.
Ikhlas adalah menyengajakan perbuatan semata-mata
mencari keridhaan Allah dan memurnikan perbuatan dari segala bentuk kesenangan
duniawi. Dengan demikian, perbuatan seseorang benar-benar tidak di campuri oleh
keiginan yang bersifat sementara, seperti keinginan terhadap Kemewahan,
kedudukan, Harta, popularitas, Simpati Oramg lain, Pemuasan Hawa Nafsu, dan
Penyakit lainnya.
Berdasarkan pengertian ini, Ikhlas adalah dampak
positif dari Tauhid yang sejati, yaitu tindakan mengesakan Allah SWT dalam
peribadatan dan memohon pertolongan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah didalam
Surat Al-Fatihah.” Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
engkaulah kami memohon pertolongan.”
B. Macam-Macam Ikhlas.
Terkait juga dengan sifat terpuji lainnya seperti
Ridha yang berupa sikap Rela menerima pemberian Allah dibarengi dengan Niat
serta keikhlasan Hati untuk memberikan sedikit Harta kepada para saudara kita
yang kurang mampu. Maka dapat dijelaskan dalam pembahasan Ikhlas. Dalam uraian
penulisan mengenai macam-macam Ikhlas itu terbagi menjadi tiga macam :
1.
Ikhlas Orang
Mubtadi
Yaitu
orang yang dipenuhi rasa takut kepada pedihnya siksa Allah sehingga berusaha
dengan bersunggu-sungguh untuk mendapatkan pahala.
2.
Keikhlasan
orang-orang Mutawasitoh.
Bersuci
dari Riya’ dan sama’ah semata-mata hanya kerana Allah, mengerjakan perintah
Allah kerea dia hamba Allah. Mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan
bukan karena mengharpakan masuk surga, bukan juga kerena takut masuk neraka.
3.
Keikhlasan
orang-orang Muntahji.
Tidak
melihat-lihat amal, bagi dirinya amal hanya me-mandang Af’al (Perbuatan) Allah
Ta’ala pada dirinya.
C. Rahasia Ikhlas.
Ikhlas adalah inti amal dan penentu diterima
tidaknya suatu amal di sisi Sang Maha Mengetahui. Amal tanpa Ikhlas bagaikan
kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa, pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak
tanpa garis keturunan, dan benih yang tidak tumbuh. Kelapa tanpa isi tidak
berguna selain untuk bahan mainan anak-anak. Raga tanpa nyawa pantas
dikuburkan. Pohon tanpa buah hanya pantas dijadikan kayu bakar. Awan tanpa
hujan tidak memberi manfaat bagi Manusia. Seorang anak tanpa garis keturunan
tidak berhak mendapat warisan. Dan benih yang tidak tumbuh hanya membuat mata
petani terbelalak saat musim panen tiba.
Ada 5 Aspek Ikhlas :
1.
Ikhlas
dalam arti pemurnian Agama dari Agama-Agama lain.
Sebagian ulama mengungkapkan bahwa dahulu manusia
adalah umat yang satu dan memeluk agama islam. Pada perkembangannya mereka
kemudian berselisih. Ada yang menyembah Cahaya, ada yang menyembah Api, ada
yang menyembah Kegelapan, ada yang menyembah Malaikat, ada yang menyembah
benda-benda, ada yang mempersekutukan Allah dengan ‘Uzair yang kemudian dikenal
sebagai kaum Yahudi. Ada yang memersekutukan Allah dengan Isa, yang kemudian
disebut Kaum Nasrani, dan ada kaumnya yang menyembah Allah SWT.
2.
Bebas
dari Bid’ah.
Semua Bid’ah adalah kemaksiatan, hanya ada yang
kecil dan ada yang besar. Diantar Bid’ah besar adalah yang dibuat oleh lima
kelompok Bid’ah. Para ahli Hadist sepakat mengafirkan kelima kelompok tersebut.
Kelompok itu adalah Qadiriyyah yang dianggap sebagai Majuzi umat
Islam, Murjiah yang dianggap sebagai Nasrani, Jahmiyyah
dianggap sebagai Yahudi Umat ini. Rafidhah sebagai Musyrikin,
dan Zanadiqah yang dianggap kaum Kafir.
3.
Murni
tanpa Virus.
Al-Junayd bertutur, “Keikhlasan dalam Beramal tidak
akan sempurna kecuali dengan melepaskan amal (baik) MU dari penglihatanMU.”
Seorang ulama menandaskan.”Orang yang marah ketika disebut Aibnya adalah orang
Ria. Orang yang semakin giat beramal ketika di puji dan mengendur amalnya
ketika dicela adalh Ria.”Orang yang giat dihadapan orang dan bermalas-malasan
ketika sendirian adalah Ria.
4.
Terhindar
dari ucapan sia-sia.
Allah menafsirkan kebaikan pada ucapan setiap hamba
kecuali pada tiga hal, yakni ucapan untuk menyuruh member Sedekah. Ucapan
yang menyuruh berbuat Makruf, dan ucapan
dalam rangka mengadakan Perdamaian diantara Manusia.
5.
Hanya
Berorientasi Ridha Allah.
Ikhlas sebagai pemurni Akhlaq dengan mengikuti
segala yang diridhai Sang Pemilik Segenap Makhluq.
D. Tingkat Pertama Ikhlas Adalah Niat.
Pintu gerbang Ikhlas adalah sesuatu yang bernama
Niat. Jika kita ingin menjadi orang yang Ikhlas (Mukhlas), maka koreksilah Niat
kita.
Jelas ada kaitan erat antara Amal dan Niat. Niat
saja tidak cukup, akan tetapi harus dibarengi dengan Amal. Numun Amal saja
tidak cukup, akan tetapi harus dibarengi dengan Niat.
Oleh sebab itu, kita harus selalu memperbaharui Niat
awal dan berantusia melaksanakannya. Jika ada yang bertanya pada diri kita
mengapa memakai Jilbab. Sebaiknya kita jawab, karena ingin mentaati Allah.
E. Nilai-Nilai Ikhlas.
1.
Ikhlas
dan Kebenaran.
Ikhlas dan kebenaran adalah satu paket. Tidak bisa
disebut “Ikhlas” kalau suatu aktivitas tersebut memang tidak benar secara
Syariat, alias melanggar aturan Agama. Perpaduan kata “Ikhlas” dengan
“Kebenaran” sungguh suatu pelecehan terhadap kata Ikhlas itu sendiri.
2. Ikhlas dan Ketulusan.
Kata Ikhlas berasal dari Bahasa Arab yang secara
Istilah berarti “murni karena Allah SWT.” Ini berarti kata Ikhlas merupakan
istilah yang bersumber dari ajaran Agama Islam, meskipun demikian, penggunaan
kata Ikhlas juga kini menjadi bagian dari Bahasa kesatuan R.I sebagai bahasa serapan, yang bersinonim
dengan kata “Tulus” dan “Murni”.
F. Menata Keihklasan Hati.
Sungguh mudah mengatakan dengan lisan bahwa tidak
ada Tuhan kecuali Allah. Akan tetapi, apakah selancar itu pula Ketauhidan
mengalir dalam darah kita. Sehingga mendorong seluruh anggota Tubuh menuju
kesamaan antara Ikrar dan Amal Perbuatan.
Sungguh keikhlasan hatilah yang sebenarnya merupakan
merupakan harta hakiki seorang Manusia. Ibadah apapun yang dikerjakannya tanpa
Ikhlas, niscaya hanyalah sia-sia belaka. Dalam Al-Qur’an surah Al-A’raaf ayat 29, Allah SWT. Berfirman .”……Luruskanlah
muka (Hati) Mu disetiap Shalat dan sembahlah Allah dengan Mengikhlaskan
ketaatanmu kepadanya.
Manusia yang Ikhlas, manusia yang berkarakter kuat
dan tidak pernah mngenal lalah. Gerak perilakunya sama sekali tidak dipengaruhi
oleh ad atau tidaknya kedudukan ataupun penghargaan. Baginya yang pelinh
penting adalah Allah Ridha Kepadanya.
G. Hamba Yang Ikhlas Melaksanakan Perintah Allah Dan
Hamba Yang Tidak Ikhlas.
Orang yang secara lahir melaksanakan perintah Allah
karena Hawa Nafsu, sedangkan batinya tidak melaksanakannya dan orang yang
melaksanakan perintah Allah kerena benar-benar melaksanakan perintahNya.
Demikian pula hamba-hamba Allah. Barang siapa yang
menyembahnya atas dasar Hawa Nafsu, dia akan kabur dan melantarkan kewajibannya
jika mendapat perintah yang memberatkan. Jika perintah disenanginya, dia akan
cepat-cepat melaksanakannya. Hamba yang demikian itu selamanya tidak akan
menjadi mukmin sejati.
H. Keutamaan Ikhlas.
Gambaran ikhlas antara lain dinyatakan dalam bentuk
penyataan “Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan Sekalian Alam.”
Rasul bersabda : Ada tujuh golongan manusia yang akan
mendapat perlindungan di yaumul Qiyamah nanti. Ketujuh golongan itu ialah :
1.
Pemimpin yang
adil kepada Rakyatnya.
2.
Pemuda yang
Ikhlas beribadah kepada Allah.
3.
Seseorang yang
Hatinya Ikhlas, terkait Hatinya selalu dengan Masjid.
4.
Dua orang yang
Bersahabat dengan Ikhlas karena Allah dan berpisah karena Allah.
5.
Laki-laki yang
di bujuk Berzina oleh Wanita cantik yang memiliki kedudukan namun Laki-laki itu
menolaknya karena takut kepada Allah.
6.
Orang yang
Bershodaqah dengan Ikhlas, sembunyi-sembunyi sehingga seolah-olah Tangan
kirinya tidak tahu apa yang di Shodaqohkan Tangan kanan.
7.
Seorang yang
berdzikir karena Ikhlas kepada Allah serta ia meneteskan Air Mata.
I. Mukhlisin (Ikhlas).
Keikhlasan merupakan Ruh dari semua amal Ibadah.
Syaikh Al-jailani menempatkan nilai Ikhlas diatas sikap Zuhud, bahkan melebihi
Ahli Ibadah. Ini nampak dari pernyataan yang menyeru ahli Zuhud dan ahli ibadah
untuk berbuat Ikhlas. Bahkan menyerukan kepada orang-orang beriman untuk tidak
mengikuti ahli Zuhud dan ahli Ibadah jika tidak memiliki keikhlasan. Hal ini
Karena meurut pandangan Al-Jailani, seseorang yang tidak memiliki jiwa
Keikhlasan, berarti ia masih memasuki Nafsu.
J. Buah Ikhlas Dan Faedahnya
Ada manfaatnya jika kita kembali mengingat Ikhlas
adalah mengharap Allah dan RidhaNya bukan yang lainnya dalam Perkataan,
Perbuatan, dan semua Amal ketaatan kita. Itu adalah anugrah Allah yang
diberikan kepada orang yang berusaha keras untuk Ikhlas. Yang HatiNya sibuk
denganNya. Maka, Allah akan memberikanNya Taufik dan ia sampai pada kebeningan
hati dan kebersihan Niat dari segala Kemusyrikan atau Riya dalam segala Ibadah.
Ketaatan, Perkataan, dan Perbuatan.
Ikhlas kepada Allah Azza Wajalla memiliki Buah dan
Faedah, di- antaranya sebagai berikut :
1. Memberikan Jalan Keluar Dari Kesulitan Dunia.
Seseorang jika takut kepada Allah dan hanya takut
kepadaNya di- Dunia, maka ia berada dalam batas-batasnya. Menghalalkan apa yang
dihalalkannya. Mengharamkan apa yang diharamkannya. Maka, Allah akan memberikan
Keikhlasan yang bisa mengeluarkanNya dari kesulitan.
2. Mengumpulkan Kekuatan dan Menyebabkan Kaya.
Orang yang Ikhlas membersihkan Hatinya dari Cinta
Dunia. Dia Berzuhud tidak melihat apa yang di Tangan Manusia sehingga ia
dicintai Manusia dan sebelum itu ia terlebih dahulu dicintai Tuhan Manusia.
Barang siapa yang Obsesinya adalah Dunia, maka ia akan terus memikirkannya,
akhirnya binasa, dan jadi makanan empuk Setan.
3. Akan Dikabulkan Keinginannya Oleh Allah.
Sesungguhnya orang beriman jika mencarikan sesuatu
dan meniatkannya untuk Allah diserertai Keikhlasan, maka ia akan
mendapatkannya. Allah mengetahui hal itu, Allah Merealisasikannya keinginan dan
meluluskannya.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian–uraian dari bab–bab sebelumnya maka penulis mengambil
kesimpulan yaitu:
1. Ikhlas
adalah menyengajakan perbuatan semata-mata mencari keridhaan Allah dan
memurnikan perbuatan dari segala bentuk kesenangan duniawi.
2. Ikhlas
adalah inti amal dan penentu diterima tidaknya suatu amal di sisi Sang Maha
Mengetahui. Amal tanpa Ikhlas bagaikan kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa,
pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak tanpa garis keturunan, dan benih yang
tidak tumbuh.
3. Ada
manfaatnya jika kita kembali mengingat Ikhlas adalah mengharap Allah dan
RidhaNya bukan yang lainnya dalam Perkataan, Perbuatan, dan semua Amal ketaatan
kita. Itu adalah anugrah Allah yang diberikan kepada orang yang berusaha keras
untuk Ikhlas
4. Gambaran
ikhlas antara lain dinyatakan dalam bentuk penyataan “Sesungguhnya Shalatku,
Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Sekalian Alam.”
5. Pintu
gerbang Ikhlas adalah sesuatu yang bernama Niat. Jika kita ingin menjadi orang
yang Ikhlas (Mukhlas), maka koreksilah Niat kita. Oleh sebab itu, kita harus
selalu memperbaharui Niat awal dan berantusia melaksanakannya.
B. Kritik dan saran
Dengan
kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan Saran yang konstruktif sangat diperlukan demi kesempurnaan
makalah, sehingga akan lebih bermanfaat konstribusinya bagi hazanah
keilmuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Qardhawi, Yusuf. 1993.
Haula Rukhul Ikhlas, Cetakan ke-1. Jakarta: Dar
Al-Tauzi
‘Wa Al-Nasyr Al-Islamiyah.
Djamil,
Abdul. 2001. Perlawanan Kiai Desa, Cetakan Ke-1. Yogyakarta: LKIS.
Badruzaman,
Abad, Dkk. 2008. The Secret Of Ikhlas, Cetakan Ke-1. Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta.
Khaled,
Amru. 2005. Terapi Hati, Cetakan Ke-1. Padang: Penerbit Republika.
Hadi
Yasin, Ahmad, Dkk. 2010. Meraih Dahsyatnya Ikhlas, Cetakan Ke-1. Jakarta: Qultum Media.
Gymnastiar,
Abdullah. 2002. Meraih Bening Hati Dengan Manajemen Qalbu, Cetakan Ke-1.
Jakarta: Gema Insani.
At-Tirmidzi,
Abi Abdullah. 1989. Al-Amsal Minal Kitab Was Sunnah, Cetakan Ke-1. Libanon:
Muassasatul Kutub Ats-Tsaqafiah.
Faridh,
Miftah, Dkk. 2005. Adakah Allah Selalu Di Hatimu. Padang: Penerbit Republika.
Sholikhin,
Muhammad. 2010. Menyatu Diri Dengan Ilahi, Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Penerbit
Narasi.
Abu
Faris, Muhammad Abdul Qadir. 2006. Tazkiyatun Nafs. Yordania: Daarul Furqaan.
Sentanu,
Erbe. 2007. Quantum Ikhlas: Teknologi Aktivitas Kekuatan Hati. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Http://Riyanti.
Web. Id/Sifat/Ikhlas-Adalah-Persoalan-Hati/Html.
Di
unduh Senin 3/12/2012. Pkl: 17:08 Pm.