Selasa, 11 Desember 2012

Tugas Mandiri Tentang Keikhlasan


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ikhlas adalah buah dan Intisari dari Iman. Seseorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak Ikhlas. “Rasulullah SAW besabda, “Ikhlaslah dalam beragama: cukup bagimu amal yang sedikit.”
Orang yang ikhlas itu digolongkan menjadi tiga golongan. Yaitu Ikhlasnya orang Mubtadi adalah orang yang ikhlas karena takut mendapat Adzab dari Allah. Ke dua, Ikhlasnya orang Mutawasitoh. Yaitu orang yang semata-mata takut kepada Allah dan bukan karena yang lain. Yang ketiga adalah Ikhlasnya orang muntahji orang yang tidak mengharap sesuatu apapun kepada Allah SWT.
Ikhlas dan kebenaran adalah satu paket. Tidak bisa disebut “Ikhlas” kalau suatu aktivitas tersebut memang tidak benar secara Syariat, alias melanggar aturan Agama. Kata Ikhlas berasal dari Bahasa Arab yang secara Istilah berarti “murni karena Allah SWT.” Ini berarti kata Ikhlas merupakan istilah yang bersumber dari ajaran Agama Islam.
Keikhlasan seseorang tidak akan dapat tercapai jika terkumpul dua sifat. Senang akan pujian dan sanjungan dari Manusia (Riya), mengharapkan balasan dari orang lain. Kita bisa mencapai Sifat Keikhlasan dengan Mujahadah (bersungguh-sungguh berlatih. Melatih diri kita) dari Nafsu yang selalu memerintahkan diri kita pada keburukan.
Diantara tanda-tanda Keikhlasan adalah tunduk pada kebenaran dan menerima nasihat sekalipun dari orang yang lebih rendah tingkat Ilmunya. Selanjutnya tanda Ikhlas adalah tidak cepat member Fatwa dan memutuskan suatu hukum. Oleh karena itu para ulama salaf menjaga untuk tidak gegabah member fatwa, bahkan berangan-angan dirinya tidak ditanya.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang kami ambil dalam makalah, antara lain:
1.      Apa pengertian dari Ikhlas?
2.      Berapakah orang yang termasuk digolongkan atau dikatagorikan menjadi ahli Ikhlas?
3.      Berasal dari manakah kata Ikhas?
4.      Bagaimana cara mencapai suatu keikhlasan?
5.      Apa saja tanda orang-orang yang melakukan perbuatan dengan Ikhlas?
C.    Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan, ada beberapa tujuan dari masalah atau pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 
1.      Dapat memahami arti dari kata Ikhlas.
2.      Mengetahui golongan orang-orang yang dikatagorikan orang yang Ahli mengamalkan Ikhlas.
3.      Mengetahui asal kata dari Ikhlas.
4.      Mengatahui cara pencapaian dalam Ikhlas.
5.      Mengetahui tanda-tanda orang yang melakukan perbuatan Ikhlas.

LANDASAN TEORI

A.    Teori Ikhlas
Istilah Ikhlas bagi kita sudah biasa kita dengarkan. Namun arti dan maknanya kebanyakan dari kita tidak mengetahui. Apalagi mengim- plementasiakan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Uztad Quraisihab, belaiu memberikan penjelasan tentang arti dan makna Ikhlas, sebagai berikut:
Ikhlas adalah mengeluarkan sesuatu dari dirinya, yang lain dan bukan esensi dari dirinya”
Maksudnya adalah ketika kita mampu melepaskan segala sesuatu (yang berhubungan denga nafsu) dri dalam hati yang paling dalam untuk di Ikhlaskan kepada Tuhan. Setelah segala sesuatu itu kita pahami sepenuhnya didalam Hati. Kemudian kita selami Hati kita, apakah masih ada belenggu yang bersemayam dihati kita atau sudah suci. (Erbe Sentanu: 2007).
Ketika kita sudah bisa memahami arti dan makna Ikhlas, sudah tentu tugas selanjutnya adalah menerapkan Ikhlas itu dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika beribadah kepada Tuhan, maupun melakukan Sosialisai kepada sesame.
Ketika kita jauh dari ikhlas, maka hati kita akan penuh dengan Rasa Dendam, Ragu, Kecewa, Sesak, atau yang lebih dikenal dengan istilah “Sakit Hati”, ketika kita Berinteraksi dengan Orang lain. Namun sesungguhnya bila kita menghadapi masalah, sebenarnya masalah itu ada pada diri kita sendiri. Sesungguhnya bila kita berfikir bahwa pangkal permasalahan itu ada di luar kita, maka yang menjadi masalah sebenarnya adalah pikiran itu sendiri.
Maksudnya adalah semua berpangkal pada diri kita sendiri, mampukah kita Berinteraksi dngan Masyarakat dengan Kehidupan beragam. Yang mampu menyelesaikan masalah itu adalah kita sendiri. Tuhan dalam Al-Qur’an telah menjelaskan berkali-kali, bahwa manusia diciptakan dengan sempurna, maka pasti mampu menghadapi dan mnyelessaikan permasalahan yang dihadapinya.

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ikhlas.
Ikhlas adalah menyengajakan perbuatan semata-mata mencari keridhaan Allah dan memurnikan perbuatan dari segala bentuk kesenangan duniawi. Dengan demikian, perbuatan seseorang benar-benar tidak di campuri oleh keiginan yang bersifat sementara, seperti keinginan terhadap Kemewahan, kedudukan, Harta, popularitas, Simpati Oramg lain, Pemuasan Hawa Nafsu, dan Penyakit lainnya.
Berdasarkan pengertian ini, Ikhlas adalah dampak positif dari Tauhid yang sejati, yaitu tindakan mengesakan Allah SWT dalam peribadatan dan memohon pertolongan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah didalam Surat Al-Fatihah.” Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah  kami memohon pertolongan.”
B.     Macam-Macam Ikhlas.
Terkait juga dengan sifat terpuji lainnya seperti Ridha yang berupa sikap Rela menerima pemberian Allah dibarengi dengan Niat serta keikhlasan Hati untuk memberikan sedikit Harta kepada para saudara kita yang kurang mampu. Maka dapat dijelaskan dalam pembahasan Ikhlas. Dalam uraian penulisan mengenai macam-macam Ikhlas itu terbagi menjadi tiga macam :
1.      Ikhlas Orang Mubtadi
Yaitu orang yang dipenuhi rasa takut kepada pedihnya siksa Allah sehingga berusaha dengan bersunggu-sungguh untuk mendapatkan pahala.
2.      Keikhlasan orang-orang Mutawasitoh.
Bersuci dari Riya’ dan sama’ah semata-mata hanya kerana Allah, mengerjakan perintah Allah kerea dia hamba Allah. Mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan bukan karena mengharpakan masuk surga, bukan juga kerena takut masuk neraka.
3.      Keikhlasan orang-orang Muntahji.
Tidak melihat-lihat amal, bagi dirinya amal hanya me-mandang Af’al (Perbuatan) Allah Ta’ala pada dirinya.
C.    Rahasia Ikhlas.
Ikhlas adalah inti amal dan penentu diterima tidaknya suatu amal di sisi Sang Maha Mengetahui. Amal tanpa Ikhlas bagaikan kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa, pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak tanpa garis keturunan, dan benih yang tidak tumbuh. Kelapa tanpa isi tidak berguna selain untuk bahan mainan anak-anak. Raga tanpa nyawa pantas dikuburkan. Pohon tanpa buah hanya pantas dijadikan kayu bakar. Awan tanpa hujan tidak memberi manfaat bagi Manusia. Seorang anak tanpa garis keturunan tidak berhak mendapat warisan. Dan benih yang tidak tumbuh hanya membuat mata petani terbelalak saat musim panen tiba.
Ada 5 Aspek Ikhlas :
1.      Ikhlas dalam arti pemurnian Agama dari Agama-Agama lain.
Sebagian ulama mengungkapkan bahwa dahulu manusia adalah umat yang satu dan memeluk agama islam. Pada perkembangannya mereka kemudian berselisih. Ada yang menyembah Cahaya, ada yang menyembah Api, ada yang menyembah Kegelapan, ada yang menyembah Malaikat, ada yang menyembah benda-benda, ada yang mempersekutukan Allah dengan ‘Uzair yang kemudian dikenal sebagai kaum Yahudi. Ada yang memersekutukan Allah dengan Isa, yang kemudian disebut Kaum Nasrani, dan ada kaumnya yang menyembah Allah SWT.
2.      Bebas dari Bid’ah.
Semua Bid’ah adalah kemaksiatan, hanya ada yang kecil dan ada yang besar. Diantar Bid’ah besar adalah yang dibuat oleh lima kelompok Bid’ah. Para ahli Hadist sepakat mengafirkan kelima kelompok tersebut. Kelompok itu adalah Qadiriyyah yang dianggap sebagai Majuzi umat Islam, Murjiah yang dianggap sebagai Nasrani, Jahmiyyah dianggap sebagai Yahudi Umat ini. Rafidhah sebagai Musyrikin, dan Zanadiqah yang dianggap kaum Kafir.
3.      Murni tanpa Virus.
Al-Junayd bertutur, “Keikhlasan dalam Beramal tidak akan sempurna kecuali dengan melepaskan amal (baik) MU dari penglihatanMU.” Seorang ulama menandaskan.”Orang yang marah ketika disebut Aibnya adalah orang Ria. Orang yang semakin giat beramal ketika di puji dan mengendur amalnya ketika dicela adalh Ria.”Orang yang giat dihadapan orang dan bermalas-malasan ketika sendirian adalah Ria.
4.      Terhindar dari ucapan sia-sia.
Allah menafsirkan kebaikan pada ucapan setiap hamba kecuali pada tiga hal, yakni ucapan untuk menyuruh member Sedekah. Ucapan yang  menyuruh berbuat Makruf, dan ucapan dalam rangka mengadakan Perdamaian diantara Manusia.
5.      Hanya Berorientasi Ridha Allah.
Ikhlas sebagai pemurni Akhlaq dengan mengikuti segala yang diridhai Sang Pemilik Segenap Makhluq.
D.    Tingkat Pertama Ikhlas Adalah Niat.
Pintu gerbang Ikhlas adalah sesuatu yang bernama Niat. Jika kita ingin menjadi orang yang Ikhlas (Mukhlas), maka koreksilah Niat kita.
Jelas ada kaitan erat antara Amal dan Niat. Niat saja tidak cukup, akan tetapi harus dibarengi dengan Amal. Numun Amal saja tidak cukup, akan tetapi harus dibarengi dengan Niat.
Oleh sebab itu, kita harus selalu memperbaharui Niat awal dan berantusia melaksanakannya. Jika ada yang bertanya pada diri kita mengapa memakai Jilbab. Sebaiknya kita jawab, karena ingin mentaati Allah.

E.     Nilai-Nilai Ikhlas.
1.      Ikhlas dan Kebenaran.
Ikhlas dan kebenaran adalah satu paket. Tidak bisa disebut “Ikhlas” kalau suatu aktivitas tersebut memang tidak benar secara Syariat, alias melanggar aturan Agama. Perpaduan kata “Ikhlas” dengan “Kebenaran” sungguh suatu pelecehan terhadap kata Ikhlas itu sendiri. 
2.      Ikhlas dan Ketulusan.
Kata Ikhlas berasal dari Bahasa Arab yang secara Istilah berarti “murni karena Allah SWT.” Ini berarti kata Ikhlas merupakan istilah yang bersumber dari ajaran Agama Islam, meskipun demikian, penggunaan kata Ikhlas juga kini menjadi bagian dari Bahasa kesatuan  R.I sebagai bahasa serapan, yang bersinonim dengan kata “Tulus” dan “Murni”.
F.     Menata Keihklasan Hati.
Sungguh mudah mengatakan dengan lisan bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah. Akan tetapi, apakah selancar itu pula Ketauhidan mengalir dalam darah kita. Sehingga mendorong seluruh anggota Tubuh menuju kesamaan antara Ikrar dan Amal Perbuatan.
Sungguh keikhlasan hatilah yang sebenarnya merupakan merupakan harta hakiki seorang Manusia. Ibadah apapun yang dikerjakannya tanpa Ikhlas, niscaya hanyalah sia-sia belaka. Dalam Al-Qur’an surah Al-A’raaf  ayat 29, Allah SWT. Berfirman .”……Luruskanlah muka (Hati) Mu disetiap Shalat dan sembahlah Allah dengan Mengikhlaskan ketaatanmu kepadanya.
Manusia yang Ikhlas, manusia yang berkarakter kuat dan tidak pernah mngenal lalah. Gerak perilakunya sama sekali tidak dipengaruhi oleh ad atau tidaknya kedudukan ataupun penghargaan. Baginya yang pelinh penting adalah Allah Ridha Kepadanya.

G.    Hamba Yang Ikhlas Melaksanakan Perintah Allah Dan Hamba Yang Tidak Ikhlas.
Orang yang secara lahir melaksanakan perintah Allah karena Hawa Nafsu, sedangkan batinya tidak melaksanakannya dan orang yang melaksanakan perintah Allah kerena benar-benar melaksanakan perintahNya.
Demikian pula hamba-hamba Allah. Barang siapa yang menyembahnya atas dasar Hawa Nafsu, dia akan kabur dan melantarkan kewajibannya jika mendapat perintah yang memberatkan. Jika perintah disenanginya, dia akan cepat-cepat melaksanakannya. Hamba yang demikian itu selamanya tidak akan menjadi mukmin sejati.
H.    Keutamaan Ikhlas.
Gambaran ikhlas antara lain dinyatakan dalam bentuk penyataan “Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Sekalian Alam.”
Rasul bersabda : Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat perlindungan di yaumul Qiyamah nanti. Ketujuh golongan itu ialah :
1.      Pemimpin yang adil kepada Rakyatnya.
2.      Pemuda yang Ikhlas beribadah kepada Allah.
3.      Seseorang yang Hatinya Ikhlas, terkait Hatinya selalu dengan Masjid.
4.      Dua orang yang Bersahabat dengan Ikhlas karena Allah dan berpisah karena Allah.
5.      Laki-laki yang di bujuk Berzina oleh Wanita cantik yang memiliki kedudukan namun Laki-laki itu menolaknya karena takut kepada Allah.
6.      Orang yang Bershodaqah dengan Ikhlas, sembunyi-sembunyi sehingga seolah-olah Tangan kirinya tidak tahu apa yang di Shodaqohkan Tangan kanan.
7.      Seorang yang berdzikir karena Ikhlas kepada Allah serta ia meneteskan Air Mata.
I.       Mukhlisin (Ikhlas).
Keikhlasan merupakan Ruh dari semua amal Ibadah. Syaikh Al-jailani menempatkan nilai Ikhlas diatas sikap Zuhud, bahkan melebihi Ahli Ibadah. Ini nampak dari pernyataan yang menyeru ahli Zuhud dan ahli ibadah untuk berbuat Ikhlas. Bahkan menyerukan kepada orang-orang beriman untuk tidak mengikuti ahli Zuhud dan ahli Ibadah jika tidak memiliki keikhlasan. Hal ini Karena meurut pandangan Al-Jailani, seseorang yang tidak memiliki jiwa Keikhlasan, berarti ia masih memasuki Nafsu.
J.      Buah Ikhlas Dan Faedahnya
Ada manfaatnya jika kita kembali mengingat Ikhlas adalah mengharap Allah dan RidhaNya bukan yang lainnya dalam Perkataan, Perbuatan, dan semua Amal ketaatan kita. Itu adalah anugrah Allah yang diberikan kepada orang yang berusaha keras untuk Ikhlas. Yang HatiNya sibuk denganNya. Maka, Allah akan memberikanNya Taufik dan ia sampai pada kebeningan hati dan kebersihan Niat dari segala Kemusyrikan atau Riya dalam segala Ibadah. Ketaatan, Perkataan, dan Perbuatan.
Ikhlas kepada Allah Azza Wajalla memiliki Buah dan Faedah, di- antaranya sebagai berikut :
1.      Memberikan Jalan Keluar Dari Kesulitan Dunia.
Seseorang jika takut kepada Allah dan hanya takut kepadaNya di- Dunia, maka ia berada dalam batas-batasnya. Menghalalkan apa yang dihalalkannya. Mengharamkan apa yang diharamkannya. Maka, Allah akan memberikan Keikhlasan yang bisa mengeluarkanNya dari kesulitan.
2.      Mengumpulkan Kekuatan dan Menyebabkan Kaya.
Orang yang Ikhlas membersihkan Hatinya dari Cinta Dunia. Dia Berzuhud tidak melihat apa yang di Tangan Manusia sehingga ia dicintai Manusia dan sebelum itu ia terlebih dahulu dicintai Tuhan Manusia. Barang siapa yang Obsesinya adalah Dunia, maka ia akan terus memikirkannya, akhirnya binasa, dan jadi makanan empuk Setan.

3.      Akan Dikabulkan Keinginannya Oleh Allah.
Sesungguhnya orang beriman jika mencarikan sesuatu dan meniatkannya untuk Allah diserertai Keikhlasan, maka ia akan mendapatkannya. Allah mengetahui hal itu, Allah Merealisasikannya keinginan dan meluluskannya.


PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian–uraian dari bab–bab sebelumnya maka penulis mengambil kesimpulan yaitu:
1.      Ikhlas adalah menyengajakan perbuatan semata-mata mencari keridhaan Allah dan memurnikan perbuatan dari segala bentuk kesenangan duniawi.
2.      Ikhlas adalah inti amal dan penentu diterima tidaknya suatu amal di sisi Sang Maha Mengetahui. Amal tanpa Ikhlas bagaikan kelapa tanpa isi, raga tanpa nyawa, pohon tanpa buah, awan tanpa hujan, anak tanpa garis keturunan, dan benih yang tidak tumbuh.
3.      Ada manfaatnya jika kita kembali mengingat Ikhlas adalah mengharap Allah dan RidhaNya bukan yang lainnya dalam Perkataan, Perbuatan, dan semua Amal ketaatan kita. Itu adalah anugrah Allah yang diberikan kepada orang yang berusaha keras untuk Ikhlas
4.      Gambaran ikhlas antara lain dinyatakan dalam bentuk penyataan “Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Sekalian Alam.”
5.      Pintu gerbang Ikhlas adalah sesuatu yang bernama Niat. Jika kita ingin menjadi orang yang Ikhlas (Mukhlas), maka koreksilah Niat kita. Oleh sebab itu, kita harus selalu memperbaharui Niat awal dan berantusia melaksanakannya.


B.     Kritik dan saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasa makalah ini sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan Saran yang konstruktif sangat diperlukan demi  kesempurnaan  makalah, sehingga akan lebih bermanfaat konstribusinya bagi hazanah keilmuan.


DAFTAR PUSTAKA

Qardhawi, Yusuf. 1993. Haula Rukhul Ikhlas, Cetakan ke-1. Jakarta: Dar
Al-Tauzi ‘Wa Al-Nasyr Al-Islamiyah.
Djamil, Abdul. 2001. Perlawanan Kiai Desa, Cetakan Ke-1. Yogyakarta: LKIS.
Badruzaman, Abad, Dkk. 2008. The Secret Of Ikhlas, Cetakan Ke-1. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Khaled, Amru. 2005. Terapi Hati, Cetakan Ke-1. Padang: Penerbit Republika.
Hadi Yasin, Ahmad, Dkk. 2010. Meraih Dahsyatnya Ikhlas,  Cetakan Ke-1. Jakarta: Qultum Media.
Gymnastiar, Abdullah. 2002. Meraih Bening Hati Dengan Manajemen Qalbu, Cetakan Ke-1. Jakarta: Gema Insani.
At-Tirmidzi, Abi Abdullah. 1989. Al-Amsal Minal Kitab Was Sunnah, Cetakan Ke-1. Libanon: Muassasatul Kutub Ats-Tsaqafiah.
Faridh, Miftah, Dkk. 2005. Adakah Allah Selalu Di Hatimu. Padang: Penerbit Republika.
Sholikhin, Muhammad. 2010. Menyatu Diri Dengan Ilahi, Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Penerbit Narasi.
Abu Faris, Muhammad Abdul Qadir. 2006. Tazkiyatun Nafs. Yordania: Daarul Furqaan.
Sentanu, Erbe. 2007. Quantum Ikhlas: Teknologi Aktivitas Kekuatan Hati. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Http://Riyanti. Web. Id/Sifat/Ikhlas-Adalah-Persoalan-Hati/Html.
Di unduh Senin 3/12/2012. Pkl: 17:08 Pm.

Minggu, 09 Desember 2012

Ketrampilan Berbahasa




PENDAHULUAN

1)     LATAR BELAKANG

Berbahasa merupakan salah satu simbolisasi manusia kepada satu sama lainnya, dari sebuah bahasa maka kita akan mengetahui Ras dan Bangsa Orang tersebut. Ada beberapa hal yang harus diketahui dalam Berbahasa, antara lain yaitu Membaca Cepat, Menyimak, Berbicara, Dan Menulis.
Membaca Cepat merupakan ragam kegiatan membaca dalam hati yang dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara benar menurut garis besarnya saja. Membaca cepat ini dilakukan untuk memilih unsur-unsur tertentu dalam sebuah teks. Pada kegiatan membaca cepat, pandangan mata langsung meluncur dan menyapu halaman-halaman teks.
Dalam bidang pengajaran bahasa Jepang, pelajaran atau matakuliah menyimak sering disebut chookai. Di dalam keterampilan berbahasa, chookai memiliki kesamaan dengan dokkai (membaca) dimana kedua-duanya bersifat reseptif atau bersifat menerima informasi dari suatu sumber. Selain memiliki persamaan, di antaranya juga terdapat perbedaan dimana chookai menerima informasi dari suatu sumber secara lisan dari kegiatan berbicara sedangkan dokkai menerima informasi dari suatu sumber tulisan dari kegiatan menulis. (Toshiko, 1996 : 171-172).
menyampaikan pikiran secara efektif maka seyogyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasikanya terhadap (para) pendengarnya; dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan (Tarigan 1991:15).
Pembelajar berpraktik menulis, mereka tidak mempelajari bagaimana cara menulis yang baik. Temuan penelitian mengenai menulis menyebabkan bergesernya penekanan pembelajaran menulis dari hasil (tulisan) ke proses menulis yang terlibat dalam menghasilkan tulisan. Peran pengajar dalam pembelajaran menulis dengan pendekatan proses tidak hanya memberikan tugas menulis dan menilai tulisan para pembelajar, tetapi juga membimbing pembelajar dalam proses menulis (Tompkins, 1990: 69).

2)     PERUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini kami mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain :

a.    Faktor permasalahan dalam membaca cepat
b.   Pengertian menyimak dari pendapat beberapa ahli
c.    Solusi dalam hambatan berbicara
d.   Beberapa permasalahan dalam berbicara

3)     TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah menyimak. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

a.    Agar lebih mengetahui tentang bagaimana cara membaca cepat
b.   Untuk mengetahui pengetian menyimak dari pendapat beberapa ahli.
c.    Memperjelas maksud permasalahan dan solusi dalam berbicara
d.   Pembaca bisa mengambil pelajaran dalam hal menulis

4)     MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkarya wawasan pembaca tentang “Hakikat Berbahasa”. Manfaat dari makalah ini yaitu kita dapat mengetahui dan memahami “Hakikat Berbahasa”. Manfaat bagi pembaca yaitu pembaca dapat mengerti lebih jauh tentang konsep atau pengetahuan  Berbahasa.


PEMBAHASAN

1.      TEKNIK MEMBACA CEPAT

Salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi adalah membaca. Kemahiran membaca mencakup dua aspek, yaitu aspek mekanik dan aspek pemahaman. Aspek mekanik atau visual berkaitan dengan kemahiran pembaca dalam menggerakkan mata pada waktu membaca. Mata dalam membaca dapat digerakkan secara lamban atau cepat dan dengan pola membaca tertentu. Aspek pemahaman berhubungan dengan kemahiran pembaca dalam menangkap isi bacaan yang dibaca. Kemahiran mekanik berkaitan dengan indra mata, sedangkan kemahiran pemahaman berkaitan dengan otak pembaca (Haryadi, 2007, hlm. 4-5)

A.    Faktor Permasalahan Dalam Membaca Cepat

1)     Membaca kata demi kata

Seorang pembaca yang baik tentu tidak akan membaca kata demi kata.

2)     Membaca dengan bersuara

Membaca termasuk proses berpikir bagi seseorang sehingga lebih jauh melampaui kecepatan orang dalam berbicara. Oleh karena itu, jika seseorang membaca dan diikuti dengan bersuara, tentu kecepatan membaca menjadi terhambat.



3)     Membaca dengan bantuan alat tertentu (ujung jari, ujung pensil).

Untuk menelusuri baris-baris bacaan. Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, atau di tengah-tengah kalimat.

4)     Menggerakkan kaki atau anggota tubuh lainnya.
5)     Kebiasaan mengulang bacaan yang telah dibaca.

B.     Berikut Solusi Permasalahan Dalam Membaca Cepat

Untuk mengatasi beberapa kebiasaan yang dapat menghambat kecepatan dalam membaca, diperlukan upaya untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca. Berikut ini hal-hal yang dapat kamu pelajari.

1)     Mengetahui beberapa variasi kecepatan membaca sesuai tujuannya.
2)     Mengetahui dan menerapkan metode dan teknik kecepatan membaca.
3)     Mengetahui faktor yang dapat menghambat kecepatan membaca.
4)     Mampu mengukur tingkat pemahaman terhadap bacaan.

2.      TEKNIK MENYIMAK

Menyimak ialah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian atau pemahaman apresiasi serta interprestasi untuk memperoleh informasi menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh sipembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Anderson 1972 / Tarigan 1986).
Menyimak bermakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russell 1959).

A.    Faktor Permasalahan Dalam Menyimak

1.      Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar sekali mendengar. Dalam keadaan seperti itu, mungkin saja dia terganggu atau kehilangan ide-ide pokok seluruhnya. Kesehatan serta kesejahteraan fisik merupakan modal penting dalam melakukan kegiatan menyimak. Lingkungan fisik juga mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas, lembab atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedang melakukan kegiatan menyimak.

2.      Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Kalau motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu maka dapat diharapkan orang itu akan berhasil mencapai tujuan. (Tarigan, 1987:103). Dorongan dan tekad diperlukan dalam mengerjakan segala sesuatu. Dalam mengutarakan maksud dan tujuan yang hendak dicapai, bagi seorang guru merupakan suatu bimbingan kepada para siswa untuk menanamkan serta memperbesar motivasi mereka untuk menyimak dengan tekun.
3.      Faktor Pengalaman

Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak. Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari kurangnya pengalaman dalam bidang yang akan disimak tersebut. Sikap-sikap yang menentang dan bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya, siswa tidak akan “mendengar” ide-ide yang berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman mereka.

4.      Faktor Sikap

Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding dengan yang kurang atau tidak disetujuinya. Pada dasarnya manusia hidup mempunyai dua sikap utama mengenai segala hal, yaitu sikap menerima dan sikap menolak. Orang akan bersikap menerima pada hal-hal yang menarik dan menguntungkan baginya, tetapi bersikap menolak pada hal-hal yang tidak menarik dan tidak menguntungkan.

B.     Solusi Permasalahan Dalam Menyimak

1.      Kemampuan menyimak meningkat melalui interaksi tatap muka.

Melalui interaksi dalam bahasa Indonesia, pembelajar memiliki kesempatan untuk mendapatkan masukan bahasa yang baru dan kesempatan untuk mengecek kemampuan menyimaknya sendiri. Interaksi tatap muka menyediakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan memaknai bahan simakan.
2.      Kemampuan menyimak meningkat melalui pemusatan perhatian pada makna dan upaya mempelajari bahan yang penting dan baru dalam bahasa sasaran.

3.      Kemampuan menyimak meningkat melalui kegiatan pemahaman.

Dengan memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan khusus menyimak, para pembelajar memiliki kesempatan untuk menilai dan merevisi apa yang telah mereka capai.

4.      Kemampuan menyimak meningkat melalui perhatian terhadap kecermatan dan analisis bentuk.

Dengan belajar memahami bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat pada saat melakukan aktivitas yang berorientasi pada makna, para pembelajar dapat memperoleh kemajuan. Dengan belajar mendengarkan bunyi-bunyi dan kata-kata secara cermat, mereka memperoleh keyakinan dalam memahami bahan simakan (Rost, 1991: 7).

3.      TEKNIK BERBICARA

Keterampilan berbicara sangat penting dimiliki seseorang agar tidak terjadi kesalah pahaman antara penutur dan mitra tutur dalam berkomunikasi. Bentuk komunikasi lisan ini paling banyak digunakan orang dalam kehidupan sehari-hari, karena bentuk komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien dan efektif (Yuniawan 2002:1). Dengan keterampilan berbicaralah pertama-tama kita memenuhi kebutuhan untuk berkomunikasi dengan lingkungan tempat kita berada (Syafi’ie 2003:33).

A.    Faktor Permasalahan Dalam Berbicara

1.      Ketepatan Ucapan.
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar. Hal ini akan mengganggu keefektivan berbicara. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang kurang tepat atau cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, kurang menarik, atau setidaknya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa dianggap cacat kalau menyimpang terlalu jauh dari ragam lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi atau pemakainya (pembicara) dianggap aneh.

2.      Penempatan Tekanan.

Nada, Sendi, dan Durasi yang Sesuai, kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi merupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan kadang-kadang merupakan faktor penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya menjadi menarik.

3.      Pilihan Kata (Diksi).

Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih terangsang dan akan lebih paham kalau kata-kata yang digunakan sudah dikenal pendengar. Dalam setiap pembicaraan pemakaian kata-kata populer tentu akan lebih efektif daripada kata-kata yang muluk-muluk dan kata-kata yang berasal dari bahasa asing. Kata-kata yang belum dikenal memang mengakibatkan rasa ingin tahu, namun akan menghambat kelancaran komunikasi. Hendaknya pembicara menyadari siapa pendengarnya, apa pokok pembicaraannya, dan menyesuaikan pilihan katanya dengan pokok pembicaraan dan pendengarnya. Pendengar akan lebih tertarik dan senang mendengarkan kalau pembicara berbicara dengan jelas dalam bahasa yang dikuasainya.

B.     Solusi Permasalahan Dalam Berbicara

1.      Sikap yang Wajar, Tenang dan Tidak Kaku.

Pembicaraan yang tidak tenang, lesu dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Dari sikap yang wajar saja sebenarnya pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya. Sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi, tempat dan penguasaan materi. Penguasaan materi yang baik setidaknya akan menghilangkan kegugupan. Namun, sikap ini memerlukan latihan. Kalau sudah terbiasa, lama-kelamaan rasa gugup akan hilang dan akan timbul sikap tenang dan wajar.

2.      Pandangan Harus Diarahkan Kepada Lawan Bicara.

Pandangan pembicara hendaknya diarahkan kepada semua pendengar. Pandangan yang hanya tertuju pada satu arah akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan. Banyak pembicara ketika berbicara tidak memperhatikan pendengar, tetapi melihat ke atas, ke samping atau menunduk. Akibatnya, perhatian pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan supaya pendengar merasa terlibat dan diperhatikan.

3.      Kelancaran Berbicara.

Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraannya. Seringkali pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu diselipkan bunyi-bunyi tertentu yang mengganggu penangkapan pendengar, misalnya menyelipkan bunyi ee, oo, aa, dan sebagainya. Sebaliknya, pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraannya.

4.      Penguasaan Topik.

Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan. Tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan faktor utama dalam berbicara.

4.      TEKNIK MENULIS

Menulis pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat. (McCrimmon, 1967: 122).


A.    Faktor Permasalahan Dalam Menulis

1.      penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik, dan sebagainya.

2.      penguasaan isi karangansesuai dengan topik yang akan ditulis.

3.      penguasaan tentang jenis-jenis tulisan.

yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

B.     Solusi Permasalahan Dalam Menulis

1.      Perbedaan antara bahasa lisan dan bahasa tulisan tampak pada fungsi dan karakteristik yang dimiliki oleh keduanya. Namun demikian, yang patut diperhatikan adalah keduanya harus memiliki fungsi komunikasi.


2.      Dari Sudut Pandang

Inilah dapat diketahui sejauh mana hubungan antara bahasa lisan dan bahasa tulis, sehingga dapat diaplikasikan dalam kegiatan komunikasi.

3.      Struktur generik wacana dari masing-masing jenis karangan (tulisan) tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Hanya saja pada jenis karangan narasi menunjukkan struktur yang lengkap, yang meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi. Hal ini menjadi ciri khas jenis karangan/tulisan ini.

4.      Untuk menambah wawasan tentang keterampilan menulis.

Setiap penulis perlu mengetahui penulis yang terampil dan penulis yang tidak terampil. Tujuannya adalah agar dapat mengikuti jalan pikiran (penalaran) dari keduanya. Kita dapat mengetahui kesulitan yang dialami penulis yang tidak terampil (baca: pemula, awal). Salah satu kesulitan yang dihadapinya adalah ia kurang mampu mengantisipasi masalah yang ada pada pembaca. Adapun penulis terampil, ia mampu mengatakan masalah tersebut atau masalah lainnya, yaitu masalah yang berkenaan dengan proses menulis itu sendiri.






PENUTUP

1.      KESIMPULAN

Sebagaimana mestinya kita ketahui bahwa dalam pembelajaran berbahasa, memiliki berbagai macam teknik. Dalam teknik berbahasa juga terdapat beberapa faktor permasalahan serta solusi mengatasi permasalahan dalam berbahasa. Untuk itu penulis membuatkan makalah ini untuk sebuah pengetahuan bagi para pembaca, agar mengetahui teknik-teknik dalam berbahasa.

2.      SARAN

Jadikanlah makalah ini sebagai pembelajaran bagi para mahasiswa untuk lebih kreatif khususnya bagi penulis sendiri, serta untuk meningkatkan pembelajaran dalam hal berbahasa.


DAFTAR PUSTAKA

Elly, 2011 Http:// maselly2000.wordpress.com/ Bhs-Indonesia vii/bab-iii/ Membaca - Cepat - 200 - Kata - Per - Menit/. Html
Di Unduh Minggu 14/10/2012 Pukul 17:45 WIB

Entri, 2010 Http://kleang.blogspot.no/2010/02/ Pengertian – Definisi – Dan - Fungsi. Html
Minggu 14/10/2012 Pukul 20:51 WIB

Khamdi, Atiq, 2010 Http:// www.scribd.com/doc/45668846/ Makalah -Keterampilan - Menulis. Html
Senin 15/10/2012 Pukul 07:10 WIB

Mye Tha, 2012 Http:// Myyeethaa.Blogspot.no/2012/03/ Laporan – hasil –Suasana – Menyimak - Defensif. Html
Minggu 14/10/2012 Pukul 16:55 WIB

Sukasmo, 2012 Http:// Guraru.org/news/2012/09/16/1478/ Pembelajaran -Keterampilan - berbicara. Html
Minggu 14/10/2012
Pukul 21:00 WIB